Cianjur – Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, mencatat angka kematian akibat HIV/AIDS selama 2021 hingga 2022 mencapai 93 orang. Bahkan enam diantaranya merupakan anak-anak.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Laila Yahya, mengatakan, angka kematian ODHA di Cianjur pada 2021 mencapai 74 orang dan di tahun ini sebanyak 19 orang.
“Jadi selama 2021 hingga 2022 ini totalnya ada 93 ODHA yang meninggal,” kata dia, Selasa (30/8).
Menurut dia, dari 93 ODHA tersebut, enam di antaranya berusia 1-14 tahun, dan dua ODHA berusia 15-19 tahun.
“Untuk kematian paling banyak ODHA di rentang usia 25-45 tahun, di angka 45 kasus. Tapi memang meski angkanya tak banyak, kasus anak-anak meninggal akibat HIV/AIDS perlu jadi sorotan bersama,” kata dia.
Prida menjelaskan, kebanyakan kasus HIV/AIDS pada anak diidap sejak lahir. Biasanya mereka tertular dari orangtuanya yang juga mengidap HIV/AIDS.
“Untuk kasus anak ini biasanya disebabkan orangtua, terutama kaum pria yang sering ‘jajan’. Akibatnya istrinya juga terpapar, kemudian mengandung sehingga anaknya juga besar kemungkinan tertular. Akibatnya anak tersebut juga harus menanggung dampak dari perbuatan orangtuanya, terlahir dengan HIV/AIDS,” ungkap Prida.
Dia berharap, para orangtua sadar dan lebih berpikir terlebih dulu dalam perbuatannya. Selain itu, para orangtua juga diharapkan memeriksakan diri atau melakukan tes HIV/AIDS sebelum berencana memiliki anak.
“Jangan sampai melakukan seks bebas, karena perbuatan tersebut bisa berakhir dampak yang luas, termasuk kasus HIV/AIDS pada anak. Segerakan cek diri, test HIV/AIDS, sehingga kalau sudah deteksi dini bisa diminimalisir penularan HIV/AIDS pada keluarga, terutama pada anak,” pungkasnya. (tr)