Cianjur – Fenomena celana dalam berserakan di jalur pendakian Gunung Gede Pangrango yang diduga dibuang oknum pendaki.
Niko Rastagil, salah seorang Volunteer Gunung Gede Pangrango, mengungkapkan, setiap menggelar operasi bersih-bersih para volunteer dan relawan tidak hanya mengangkut sampah pendaki namun juga kerap menemukan celana dalam.
“Saat kegiatan opsis rutin atau yang digelar saat pendakian ditutup, relawan pasti menemukan celana dalam yang dibuang pendaki yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya, Kamis (4/8).
Menurutnya, celana dalam yang ditemukan menimbulkan pemandangan tidak mengenakan bagi pendaki lainnya.
“Sekali opsih itu bisa 10 celana dalam hingga belasan celana dalam. Tidak banyak tapi tetap saja sampah dan membuat pemandangan tidak nyaman, karena saat mendaki tiba-tiba jadi terlihat celana dalam yang dibuang sembarangan,” kata dia.
Niko mengatakan, celana dalam pria ataupun perempuan itu banyak ditemukan di jalur pendakian.
“Ada juga yang di sekitaran alun-alun Suryakencana, tapi di pinggirannya tidak di kawasan inti alun-alun. Kalau banyaknya biasanya ditemukan di jalur pendakian,” kata dia.
Dia menegaskan, jika tindakan membuat celana dalam tersebut tidak dibenarkan, sebab barang apapun yang dibawa pendaki seharusnya dibawa pulang kembali.
“Mau itu sampah plastik, apalagi pakaian harusnya dibawa lagi. Apalagi kan ini celana dalam, jadi pemandangan yang kurang bagus. Apapun alasannya, harusnya dibawa pulang jangan dibuang sembarangan,” kata dia.
Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Agus Deni, mengaku, kurang mengetahui terkait adanya celana dalam yang kerap ditemukan di jalur pendakian.
Namun menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu perilaku yang kurang baik dari oknum pendaki.
“Itu ulah oknum saja, tidak banyak. Yang jelas kita selalu imbau untuk tidak membuang sampah apapun di kawasan Gunung Gede Pangrango,” pungkasnya. (tr)