Cianjur – Ramai jargon Wong Cilik yang merupakan sebuah kalimat dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai orang kecil atau masyarakat biasa.
Setidaknya ada tiga parpol yang mengklaim sebagai partai wong cilik, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Tentunya klaim Parpol Wong Cilik tidak selalu di istilahkan hanya di wilayah yang mayoritas masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa saja .
Tetapi istilah itu mencakup secara global di seluruh wilayah Indonesia khususnya Kabupaten Cianjur.
Pengamat politik di Kabupaten Deden Sukmayadi mengatakan, keberadaan wong cilik atau rakyat kecil sering dijadikan layaknya ‘poros politik’ berkaitan dengan kekuasaan.
Hal itu menurutnya, dapat dilihat dari kepentingan penguasa saat menjelang pesta demokrasi Pemilu, Pilgub maupun Pilkada.
Dia pun menyatakan, demokrasi seharusnya tidak memilah status warga negara sebagai sosok termajinalkan.
“Itulah faktanya bahwa wong cilik selalu berada dalam kesengsaraan, hidup penuh penderitaan,” katanya, Rabu, (05/10/2022).
Dia pun berpendapat, para penguasa atau yang ingin berkuasa menjelang pesta rakyat baik pemilihan Presiden, anggota DPR, Gubernur, Bupati, selalu mendekati wong cilik di analogikan seperti ‘bintang’ di malam hari, bercahaya gemerlapan.
“Sosok wong cilik menjadi ladang perburuan suara untuk mewujudkan kekuasaan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Cianjur Ganjar Ramadhan mengatakan, bahwa partainya memang termasuk Partai Wong Cilik.
Dia menyatakan, hal itu dibuktikan dari banyaknya kepentingan Parpol yang memihak masyarakat termasuk dalam golongan tersebut.
“Ya, basis nya secara garis besar partai gerindra itu para petani dan nelayan,” pungkasnya. (tr)