BESINFO.COM, Cianjur – Zl (6,5) siswa Paud asal Kecamatan Pasirkuda, Cianjur, meninggal usai menjalani vaksin anak jenis Sinovac. Anak tersebut diduga mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).
Sekretaris Dinas Kesehatan Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan, anak tersebut menjalani vaksinasi di SD Banyuwangi, Pasirkuda, dengan diantar ibunya. Setelah menjalani tahap pemeriksaan dan mendapat persetujuan orang tua anak tersebut pun disuntikan vaksin.
“Anak itu divaksin Senin (17/1) kemarin sekitar pukul 9.30 WIB, setelah menjalani konseling dan proses screaning anak itu tidak memiliki riwayat penyakit dan dinyatakan layak untuk divaksin,” ujarnya, Selasa (18/1/2022).
Namun selang beberapa jam tepatnya sekitar pukul 12.30 WIB, anak tersebut mengalami demam dan langsung diberikan obat oleh pihak Puskesmas.
“Setelah demam, orang tuanya langsung lapor ke pihak Puskesmas dan langsung diberikan obat jenis Paracetamol yang dititipkan kepada gurunya,” kata dia.
Menurutnya, setelah diberikan obat demam anak tersebut mengalami kejang dan langsung dibawa ke Puskesmas untuk diperiksa.
“Kejangnya itu sekitar pukul 19.30 WIB. Pasien sempat ditangani di Puskesmas dengan diberikan obat kejang dan di tambah obat lain untuk antisipasi demam,” ungkapnya.
Namun keesokan pagi nya sambung Yusman, anak tersebut kembali demam sehingga pihak Puskesmas memutuskan untuk dilakukan rujukan ke RSUD Pagelaran.
“Sekitar pukul 9.00 WIB anak demam dengan suhu 39 derajat. Setelah ada persetujuan dokter spesialis di RSUD Pagelaran, pihak Puskesmas menyarankan agar dirujuk, tapi orang tua anak menolak,” katanya.
Hingga pukul 10.15 WIB di hari yang sama, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia di ruang IGD Puskesmas.
“Anak meninggal di Puskesmas karena posisi orang tuanya menolak untuk dirujuk,” ucap Yusman.
Yusman mengaku, saat ini pihaknya tengah mengumpulkan data-data terkait kejadian tersebut untuk dilaporkan ke Komnas KIPI apakah meninggalnya anak itu disebabkan oleh vaksin atau bukan.
“Yang memutuskan itu KIPI atau bukan adalah Komnas KIPI, sekarang baru dugaan. Nanti setelah data terkumpul kita kirim ke Komnas KIPI untuk dilakukan evaluasi,” pungkasnya. (dis)