BESINFO.COM, Cianjur – Sejumlah pedagang jajanan sekolah hingga Sopir angkot di Kabupaten Cianjur harus merasakan dampak kebijakan sekolah daring.
Doni (42) salah satu penjual cakue jajanan sekolah, mengatakan pihaknya sangat kecewa terhadap kebijakan pemberhentian PTM yang diganti dengan kembalinya sekolah daring.
“Baru saja dua minggu PTM digelar, jualan juga mulai ramai, tiba-tiba diberhentikan dan kembali sekolah daring, disamping omset jualan menurun drastis, tidak pernah dapat perhatian atau bantuan dari pemerintah,” ujarnya, Rabu (9/2/2022).
Ia mengungkapkan penghasilan yang biasanya bisa mencapai 80 persen saat sekolah tatap muka, kini harus kembali menurun akibat sekolah daring.
“Biasanya saat sekolah tatap muka penghasilan di angka Rp 400-500 ribu per hari, kalau sekarang saat sekolah daring untuk dapat Rp 100-150 ribu juga susah harus keliling komplek dulu sembari pulang”, tegasnya.
Hal serupa juga diungkapkan Jenal (29) salah satu sopir angkot, mengatakan pihaknya sangat menyayangkan kebijakan pemerintah daerah yang mengganti sekolah PTM dengan sekolah daring.
“Pastinya sangat kecewa, yang biasanya kita bawa anak sekolah, sekarang ga ada, paling ramai juga Pagi aja sama ibu-ibu yang mau ke pasar,” kata dia.
Menyikapi hal tersebut, para pedagang maupun sopir angkot yang merasakan imbasnya sekolah daring berharap agar pemerintah daerah ambil sikap dan memberikan solusi terbaik bagi pedagang kecil maupun sopir angkot.
“Kami berharap Pemda memberikan solusi juga atas kebijakan tersebut, karena banyak elemen yang merasakan imbasnya, ya harapan dari kami tetap sekolah tatap muka tapi dengan mengurangi atau membatasi 50 persen keterisian ruang kelas, tidak lantas 100 persen PTM di ganti, harus dikaji lagi”, ucapnya.
Diketahui sebelumnya, pemerintah Kabupaten Cianjur menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) pada pertengahan Januari 2022, namun belum lama ini kebijakan tersebut diganti dengan sekolah daring, Berdasarkan Surat Edaran Bupati Cianjur 443.1/1150/Satgas Covid-19/2022 tentang peningkatan kewaspadaan penyebaran virus Covid-19 di wilayah kabupaten Cianjur.
“Berdasarkan hasil evaluasi dan pemantauan di lapangan, kebijakan pemberhentian PTM diambil mengingat sudah banyak sekolah-sekolah yang siswa dan gurunya terpapar Covid-19,” kata Bupati Cianjur, Herman Surherman. Selasa (8/2/2022)
**Franklin