Cianjur – Cianjur People Movement (Cepot) soroti terkait adanya ratusan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) fiktif di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Qudsiyyah Kecamatan Cibeber.
Diketahui dari tabel data progres sendiri jumlah siswa di PKBM Al-Qudsiyyah ada sebanyak 605 siswa dengan jumlah guru sebanyak 3 orang, dan 18 ruang belajar.
“Sementara temuan di lapangan yang dari 605 siswa kenyataannya hanya 50 persen saja yang memang aktif. Artinya 300 siswa lagi itu fiktif,” ujarnya, Senin (10/04/2023).
Ebes menyebut, dengan siswa yang hanya aktif 50 persen dari jumlah yang diklaim sebanyak 605 siswa, pihak PKBM diduga keras memang sengaja mencari keuntungan dari dana BOP yang berjumlah Rp1,8 juta per siswa pernah tahun.
“Kita hitung sekarang jumlah keseluruhan yang diklaim pihak PKBM itu kan ada 605 siswa, dikurangi 50 persen berarti hasilnya 300 siswa. Sekarang kalau dihitung Rp1,8 juta dikali 300 siswa hasilnya Rp540 juta per tahun,” jelasnya.
Tidak hanya itu sambung Ebes, dari hasil advokasi temuan di lapangan, diketahui juga sejumlah peserta didik di Yayasan PKBM Al-Qudsiyyah memiliki Dapodik ganda.
“Diketahui dapodik yang terdaftar di PKBM -Al-Qudsiyah juga banyak yang doubel. Saya menemukan banyak peserta didik di PKBM Al-Qodsiyyah terdaftar juga di PKBM Fajar Harapan, ada juga yang SMA Citra Nusantara dan SMP Yaspi Alfalah,” katanya.
Ebes menilai, hal ini sangat merugikan Uang Negara lantaran dinilai hanya untuk meraup BOP sehingga banyak siswa yang di piktifkan
Dia mendesak, kepada intansi terkait, agar izin operasional PKBM Al-Qudsiyyah dicabut, karena dinilai merugikan bagi negara maupun pelajar
“Aparat penegak hukum harus menanggapi permasalahan ini dengan serius , karena ini merugikan terhadap uang negara senilai ratusan juta rupiah,” pungkasnya. (wan)