Cianjur – Dampak BBM naik di Indonesia khususnya di Kabupaten Cianjur akan berimbas kepada komoditi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Masyarakat pun harus siap dengan kemungkinan perbedaan dari sebelum naiknya BBM yakni pengurangan jumlah jenis komoditi atau timbangan bantuan kebutuhan pokok dari pemerintah itu.
Mengingat naiknya sejumlah kebutuhan pokok tidak dibarengi dengan naiknya uang BPNT yang masing-masing masuk ke rekening KPM melalui Himbara.
Pengamat kebijakan publik bantuan sosial pemerintah pusat Ahmad Anwar atau kerap disapa Ebes mengimbau, kepada warga atau KPM BPNT di Kabupaten Cianjur jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang akan memanfaatkan hal-hal yang sifatnya membuat kegaduhan.
“Contohnya beras itu 10 Kg, misalnya kurang beberapa ons, buahnya lima jadi empat itu jangan sampai menimbulkan kegaduhan. Kalau ada sedikit pengurangan wajar,” katanya, Selasa, (06/09/2022).
Berbeda dengan adanya pengurangan komoditi yang diluar manusiawi, hal tersebut wajar jika di keluhan dari KPM.
“Contoh misalnya beras 10 kg di kasih 8 kg jadi 7 kg. Atau biasanya komoditi ada 5 item tiba-tiba jadi dua dan Itu dzolim bukan dampak dari BBM,” ujarnya.
Pria dengan ciri khas jenggot kharismatiknya itu pun mengimbau agar masyarakat memaklumi permasalahan komoditi BPNT imbas dari kenaikan BBM.
“Saya mengimbau kepada KPM BPNT agar memaklumi dan tidak membuat kegaduhan. Karena KPM itu mendapatkan bantuan dari Kemensos jumlahnya tidak bertambah yang masuk ke atm atau Himbara sebesar 200 ribu,” pungkasnya. (Tim Besinfo)