Cianjur – Mahasiswa Cianjur mengecam dan akan segera melaporkan kepada pihak berwajib atas dugaan pemotongan dana Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) oleh ketua Yayasan Al-Mutmainnah.
Salah seorang mahasiswa Universitas Suryakencana Cianjur, Agus Rama Tunggara, mengatakan, pihak mahasiswa akan segera melakukan advokasi lebih lanjut terkait pemotongan tersebut mengingat kasus dinilai fatal.
“Saya secara pribadi mengecam dan mengutuk keras atas tindakan ini yang sangat merugikan guru. Disisi lain bantuan ini seharusnya tersalurkan sebagai mana diperuntukannya,” tegas Rama, Minggu (8/1/2023).
Mahasiswa asal selatan yang mengambil jurusan Informatika itu menjelaskan, dalam surat edara Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat (Pemprop Jabar) di poin ke dua sudah jelas bahwa melarang adanya segala bentuk pemotongan apapun tanpa terkecuali.
“Dalam surat edaran Kemenag Pemprop Jabar Tahun 2022 sudah jelas, selain larangan pemotongan harus ada juga pengawasan serta melaporkan jika ada tindakan yang menyelewengkan bantuan. Makanya kita sebagai sosial kontrol mengecam dan akan segera melaporkan tindakan ini ke pihak berwajib,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, belasan guru honorer di Madrasah Aliyah (MA) Al-Mutmainnah Ciogong, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, mengeluhkan atas dugaan pemotongan dana Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) oleh ketua yayasan.
Bahkan di tahun 2021, bantuan dari Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dengan besaran Rp5,9 juta per guru itu tidak pernah diberikan pada guru penerima oleh pihak yayasan.
Seorang Guru di Kabupaten Cianjur yang enggan disebut namanya, membenarkan atas adanya pemotongan bantuan tersebut. Tercatat ada sebanyak 13 guru honorer di sekolah tersebut yang masuk dalam penerima dana BPMU.
“Iya, memang dari bantuan tersebut ada potongan senilai Rp4,5 juta, dari Rp5,9 juta yang diterima hanya Rp1,4 juta. Tapi itu berbeda kebijakan dari setiap lembaga,” katanya saat dihubungi melalui telpon seluler.
Bahkan yang lebih mengejutkan informasi yang didapat oleh Ketua Cianjur People Movment, Ahmad Anwar alias Ebes, bahwa pemotongan dana bantuan untuk guru honorer yakni sebanyak 80 persen.
“Dari pengakuan guru, ada 13 guru di MA itu yang mendapatkan bantuan, baru 10 orang yang sudah dicairkan. Dari total yang seharusnya Rp5,9 juta hanya diberikan sebesar Rp1,4 juta kepada guru honorer,” kata Ebes.
Namun menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Al-Mutmainnah, Ayi Taopik, enggan menjawab terkait adanya dugaan pemotongan yang dilakukan oleh dirinya.
“Bade naon pak? Abdi bade mancing (mau apa pak? Saya mau mancing,” singkat dia. (wan)