Cianjur – Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Kabupaten Cianjur menduduki posisi ketiga terendah di Jawa Barat. Minimnya tenaga kesehatan, fasilitas, hingga pembiayaan kesehatan membuat Cianjur sulit merangkak naik.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan, IPKM Cianjur berasa di posisi 25 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
“Poin kita di angka 0,65. Tapi itupun masih di bawah daerah lain, jadi kita saat ini berada di peringkat ketiga di bawah atau peringkat 25 di Jawa Barat,” ujarhya, Kamis (4/8).
Menurutnya, ada 30 indikator dalam penilaian IPKM, Cianjur saat ini masih belum maksimal dari beberapa indikator, seperti rasio penduduk dengan tenaga kesehatan, layanan kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.
Yusman mengungkapkan, rasio dokter kalah 1:2.500 orang, sedangkan rasio bidan ialah 1:1.000. Dengan jumlah penduduk Cianjur di angka 2,5 juta jiwa, seharusnya ada 1.000 dokter dari 2.500 bidan.
“Kita saat ini baru ada sekitar 300 dokter dan 800 lebih bidan. Jadi masih kurang. Selain itu untuk puskesmas juga masih kurang, kalau di indikator itu perbandingannya 1 puskesmas berbanding 15 ribu penduduk, jadi minimal nya ada 75 puskesmas sedangkan di Cianjur baru ada 49/7 puskesmas,” kata dia.
Dia menambahkan, kepesertaan BPJS kesehatan yang masih di bawah 95 persen dari jumlah penduduk Cianjur juga jadi penyebab IPKM rendah.
“Jadi indikator itu yang perlu digenjot, untuk indikator lainnya kita sudah di atas rata-rata provinsi,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengaku berat jika harus mengejar perbandingan yang ideal untuk tenaga kesehatan hingga fasilotas kesehatan.
Pasalnya ketersediaan anggaran Cianjur tidak akan cukup jika harus menambah tenaga kesehatan dokter dan bidan hingga menambah puskesmas dalam waktu dekat.
“Anggarannya darimana kalau harus segera tambah nakes dan puskesmas. Berat kalau harus ngejar penambahan dan waktu dekat,” kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Herman, Pemkab menyiapkan program lain untuk meningkatkan indeks kesehatan masyarakatnya, diantaranya dengan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemeriksaan rutin.
“Kita ada program cekas atau cek kesehatan. Diharapkan dengan mengetahui kondisi kesehatan sejak dini, masyarakat bisa menjalankan pola hidup sehat, dan angka masyarakat yang sakit bisa turun. Untuk sementara hal itu yang kita genjot, supaya kesehatan masyarakat naik,” pungkasnya. (tr)