BESINFO.COM , Cianjur – Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Cianjur, menyebut kenaikan harga cabai terutama cabai rawit di pasaran karena minimnya hasil panen di tingkat petani, sehingga stok di tingkat agen dan distributor berkurang.
Kepala Dikoperindag Cianjur, Tohari Sastra, mengatakan, mahalnya harga cabai dan cabai rawit di pasar sudah terjadi sejak satu pekan terakhir, cabai merah dijual Rp70 ribu per kilogram dan cabai rawit dijual Rp100 ribu per kilogram.
“Kami sudah meminta masing-masing bidang dan kepala pasar untuk memantau harga cabai termasuk cabai rawit yang melambung dari Rp20 ribu mengalami kenaikan hingga Rp70 ribu per kilogram, termasuk cabai merah dari Rp25 ribu menjadi Rp100 ribu,” ujarnya, Selasa (21/12/21).
Dia menjelaskan, tingginya curah hujan sejak dua bulan terakhir, membuat hasil panen petani tidak maksimal, sehingga membuat harga cabai di pasaran mengalami kenaikan yang cukup tinggi akibat minimnya stok di tingkat agen dan distributor.
“Kita akan mencari solusi untuk menstabilkan kembali harga cabai, termasuk berkordinasi dengan dinas pertanian dan badan usaha milik daerah serta kelompok tani yang ada di Cianjur,” katanya.
Sementara itu, Yeyen (33) seorang pedagang di pasar Indukl di Cianjur, mengatakan, kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak satu pekan terakhir, diduga akibat minimnya hasil panen di tingkat petani yang berdampak terhadap stok cabai ditingkat agen dan distributor
Seiring tingginya harga cabai merah dari Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp70 ribu per kilogram dan harga cabai rawit dari Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp100 ribu per kilogram, membuat angka penjualan menurun karena pembeli mengurangi jumlah pembelian.
“Minimnya hasil panen petani akibat faktor alam, curah hujan sangat tinggi sejak dua bulan terakhir, sehingga hasil panen tidak maksimal. Akibatnya harga menjadi tinggi, sedangkan tingkat jual menurun karena pembeli membatasi pembelian,” kata dia.
**dis