Cianjur – Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, terus mengalami penurunan dari Rp100 ribu per kilogram saat ini dijual Rp55 ribu per kilogram, turunnya harga cabai yang sempat melambung seiring tingginya stok ditingkat petani dan distributor.
Kepala UPTD Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Doni Wibowo, mengatakan, penurunan harga cabai terutama jenis rawit dan keriting sudah terjadi sejak satu pekan terakhir yang semula melambung hingga Rp140 ribu per kilogram dan Rp120 ribu per kilogram.
“Sudah tiga hari terakhir, harga cabai rawit yang sempat tinggi mulai turun di angka Rp55 ribu per kilogram dan cabai keriting di angka Rp48 ribu per kilogram. Penurunan harga karena stok ditingkat distributor dan petani mulai meningkat,” ujarnya, Sabtu (27/8).
Pihaknya juga mencatat penurunan harga untuk kebutuhan pangan lainnya bawang putih dan bawang merah yang sempat bertahan di harga Rp40 ribu per kilogram, saat ini dijual Rp28 ribu per kilogram, termasuk harga terigu dan gula pasir serta minyak goreng curah.
“Terigu dijual Rp11 ribu per kilogram, gula pasir Rp13 ribu per kilogram dan minyak goreng curah dijual Rp17 ribu per kilogram. Sedangkan harga yang masih tingi terjadi pada telur ayam yang dijual Rp32 ribu per kilogram,” ucap dia.
Sementara itu, pedagang kebutuhan pangan di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, mengatakan seiring turunnya harga cabai, bawang dan sejumlah komoditi lainnya, membuat angka penjualan yang sempat menurun tajam kembali menggeliat, setiap harinya pemakaian meningkat hingga 30 persen.
“Penjualan cabai yang sempat terjun bebas saat ini kembali meningkat. Sejak tiga hari terakhir penjualan cabai keriting mencapai 300 kilogram dan cabai rawit mencapai 200 kilogram. Kami berharap harga tidak kembali meroket karena akan berpengaruh terhadap penjualan,” kata pedagang cabai Cicih Sukasih
Dia menambahkan, sejak tiga hari terakhir stok cabai di tingkat distributor terus meningkat seiring tingginya hasil panen petani di sejumlah wilayah termasuk di Cianjur. Sedangkan untuk stok bawang baru mengalami peningkatan karena belum masuk musim panen terutama dari wilayah Jateng. (tr)