Cianjur – Cianjur People Movement (Cepot) menilai pelayanan BPN Cianjur sangat buruk. Bahkan mereka mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa atas dugaan korupsi PTSL.
Ketua Cepot Cianjur, Ahmad Anwar, mengatakan, warga Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, mengaku kecewa lantaran untuk membuat sertifikat tanah dalam program PTSL harus mengeluarkan biaya besar yakni diduga Rp210 ribu per bidang.
“Padahal dalam hasil surat kesepakatan bersama 3 mentri (SKB 3 Mentri) administrasi untuk pembuatan sertifikat tanah itu hanya Rp150 ribu. Tapi ini malah harganya malah 2 kali lipat,” ujarnya, Kamis (22/9/2022).
Bahkan pria yang akrab disapa Ebes tersebut juga sempat marah saat petugas BPN mendatangi Kantor Desa Sukaraharja lantaran dinilai tidak profesional.
“Warga sudah berkumpul dari pukul 08.00 WIB sesuai yang dijadwalkan BPN. Tapi petugas BPN malah datang pukul 11.00 WIB. Mereka tidak mikir banyak warga yang usaha untuk mencari nafkah dan waktunya harus tersita sia-sia akibat tidak tepat waktu,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia mengancam akan melakukan unjuk rasa ke Kantor BPN Cianjur, agar pihak penegak hukum mengusut tuntas kasus dugaan korupsi PTSL di Cianjur.
“Karena masih carut marut PTSL di Cianjur, kita akan demo ke BPN Cianjur,” pungkasnya. (tr)