Cianjur – Pemerintah Kabupaten Cianjur menggejot vaksinasi atau imunisasi anak menyusul adanya temuan anak di Kota Santri yang terpapar difteri, dimana salah satunya meninggal dunia. Sebab meningkatnya kasus difteri diduga akibat rendahnya vaksinasi atau imunisasi anak selama pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Laila Yahya, mengatakan, kasus difteri di tahun ini mmengalami kenaikan yang signifikan, dimana pada 2021 hanya ditemukan dua kasus, sedangkan di tahun ini sudah 8 kasus.
“Temuan kasus selama periode Januari hingga September sudah 8 kasus, dengan satu kasus meninggal. Naiknya signifikan dari tahun lalu yang hanya ada dua kasus. Dan kemungkinan bisa terus bertambah hingga akhir tahun,” kata dia, Selasa (27/9/2022).
Frida mengungkapkan, tingginya kasus di tahun ini dikarenakan selama pandemi banyak anak yang tidak menerima vaksinasi atau imunisasi difteri.
“Karena kerumunan harus dihindari, makanya vaksinasi atau imunisasi anak sulit dilakukan. Ditambah Cianjur secara geografis luas dan banyak pemukiman yang berada di pelosok. Makanya menjadi sulit untuk dijangkau secara jemput bola ke rumah tanpa ada kerumunan,” kata dia.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya akan kembali menggenjot vaksinasi difteri untuk mencegah penyebaran kasus. Menurutnya ditargetkan tahun ini 82.213 anak divaksinasi difteri, dengan target minimal tercapai 80 persen.
“Sekarang capaian kita sudah di angka 70,5 persen. Meski minimal capaiannya di angka 80 persen dari target, tapi kami berusaha agar capaian vaksinasi atau imunisasi bisa di atas 80 persen,” ungkap dia.
Frida juga berharap para orangtua sadar dengan ancaman difteri yang kasusnya meningkat, diantaranya dengan memberikan vaksin difteri pada anak melalui kegiatan imunisasi.
“Yang terpapar difteri, salah satunya yang meninggal itu terpapar karena belum menerima vaksin difteri. Jadi saya harap ini meningkatkan kesadaran untuk vaksinasi difteri. Pola hidup sehat juga harus ditingkatkan lagi,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, mengungkapkan adanya kasus kematian pertama akibat difteri. Selain itu, ada 8 anak lainnya yang juga terpapar virus berbahaya tersebut. (tr)