CIANJUR.Besinfo.com- Suasana Graha Merit di Bandung mendadak jadi “ruang ujian” bagi 29 pejabat eselon II dari Kabupaten Cianjur. Mereka datang bukan sekadar membawa berkas, tapi juga membawa harapan: tetap bertahan di posisi, atau naik kelas dalam rotasi jabatan yang kini digerakkan oleh semangat reformasi birokrasi. Assesmen yang digelar sejak 21 hingga 23 April 2025 ini, menjadi momentum penting dalam agenda besar “Cianjur Era Baru”.
Ketua Cianjur People Of Transparency (Cepot), Ahmad Anwar, menegaskan pentingnya proses ini dijalankan secara jujur dan konsisten.
“Bupati harus konsisten menerapkan merit sistem, ini bagian dari misi Cianjur Era Baru. Jangan sampai assesmen ini hanya jadi formalitas,” tegasnya saat ditemui di sela pemantauan kegiatan, Senin 22 April 2025.
Cianjur Era Baru, Birokrasi Lama?
Sejak dilantik, Bupati Mohammad Wahyu Ferdian kerap menekankan pentingnya profesionalisme dan pelayanan berbasis kinerja. Namun Ahmad Anwar menyentil, bahwa reformasi birokrasi tidak cukup hanya dengan slogan.
“Kalau masih ada lobi-lobi, apalagi yang berbasis loyalitas pribadi bukan kinerja, maka semangat era baru itu cuma nama,” lanjut Anwar.
Pejabat Berjajar, Nasib Diukur
Mereka yang ikut assesmen datang dari berbagai dinas vital: pendidikan, PU, perhubungan, hingga keuangan daerah. Tak sedikit dari mereka yang sudah malang melintang di pemerintahan puluhan tahun.
Di tengah kabar reshuffle, muncul pula desas-desus rotasi jabatan yang kental nuansa politik. Namun dari sisi Pemkab, kegiatan ini diklaim sebagai bagian dari pemetaan potensi dan perencanaan SDM berbasis kompetensi.
Publik Menunggu Bukti
Warga dan pengamat berharap hasil assesmen ini bukan sekadar dokumen untuk menggugurkan kewajiban. Tapi benar-benar jadi dasar kebijakan mutasi dan promosi jabatan yang adil dan berbasis kompetensi.
“Kalau bupati bisa konsisten di jalur merit, ini bisa jadi warisan besar untuk tata kelola yang bersih di Cianjur,” tutup Ahmad Anwar. (Bes)