BESINFO.COM, Cianjur – Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur mencatat puluhan anak meninggal setiap tahunnya akibat tuberkulosis atau TBC. Pemerintah pun mendorong pencegahan dini penularan TBC.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, mengatakan, jika di tahun 2021 ada sebanyak 4.660 kasus, sedangkan 4.347 kasus terjadi di 2020.
“Untuk di tahun ini ada sekitar 900 kasus baru untuk tuberkulosis,” ujarnya Senin (28/3/2022).
Menurutnya, dari ribuan kasus tersebut angka kematian akibat tuberkulosis di tahun 2021 mencapai 62 kasus, sedangkan di 2020 sebanyak 84 kasus.
“Ada penurunan angka kematian dari 2020 ke 2021, dan untuk tahun ini belum ada kematian akibat tuberkulosis. Kami berharap tidak ada,” katanya.
Frida menjelaskan, banyaknya kasus tuberkulosis dikarenakan masyarakat masih mengabaikan bahayanya. Padahal penyebaran dan bahanya sama dengan Covid-19.
“Yang batuk atau terjangkit biasanya tidak menjalankan protokol kesehatan. Mungkin dianggapnya biasa. Padahal berbahaya, bahkan untuk bisa sembuh harus menjalani pengobatan dalam jangka panjang, sedangkan kalau Covid-19 kan hanya isolasi beberapa hari pun sudah sembuh,” ucap dia.
Sementara itu banyaknya angka kematian akibat tuberkulosis disebabkan masyarakat yang menjalani pengobatan secara tuntas. Banyak masyarakat yang berhenti berobat setelah merasa tubuhnya normal kembali.
“Ini juga yang salah, karena harusnya sampai tuntas. Karena kalau tidak tuntas, nanti ada resistensi obat. Akibatnya pengobatan jadi lama lagi dan biayanya akan lebih mahal,” kata dia.
Oleh karena itu, Dinkes akan kembali menggalakan sosialisasi terkait bahaya dan pengobatan tuberkulosis. Namun dia menyebut jika sosialisasi akan lebih mudah mengingat dengan adanya pandemi Covid-19, masyarakat kini sudah terbiasa dengan prokes.
Dinkes juga menargetkan di 2030 terjadi elimisasi kasus tuberkulosis, bahkan diharapakan Cianjur bisa nol kasus.
“Kita akan genjot sosialisasi, bagaimana mencegah, bahayanya, dan bagaimana pengobatan secara tuntas. Dengan harapan Cianjur zero kasus di 2030 mendatang,” pungkasnya.
**Franklin